kejang yang timbul akibat kenaikan suhu tubuh yang disebabkan suatu proses ekstraknial (lumbantobing ,2007 ) kenaikan suhu tubuh biasanya diatas 38,8 ( wong , 1999 )
kejang demam dapat dibagi menjadi dua golongan menurut lumbantong ( 2007) yaitu :
- kejang demam sederhana
- kejang bersifat umum
- lamanya kejang berlangsung singkat ( kurang dari 15 menit )
- usia kejang demam pertama kurang dari 6 tahun
- gambaran EEG ( elektroencephalography ) normal
Epilepsi yang dicetuskan oleh demam
- kejang berlangsung lama atau bersifat fokal/setempat
- usia kejang demam pertama lebih dari 6 tahun
- frekuensi serangan kejang lebih dari 4 kali dalam setahun
- gambaran EEg setelah anak tidak demam abnormal
Etiologi
- umur
- kenaikan suhu tubuh
- faktor genetic
- gangguan sistem saraf pusat sebelum dan sesudah lahir
kelangsungan hidup sel atau organ otak memerlukan energi yang merupakan hasil metabolisme . pada keadaan demam metabolisme dan kebutuhan oksigen terjadi peningkatan.pada anak kebutuhan sirkulasi ke otak lebih besar dibandingkan orang dewasa . oleh karena itu kondisi perbedaan potensial membran terganggu akan terjadi lebih besar pada anak dibandingkan pada orang dewasa sebagai dampak terganggunya metabolisme . dampak dari terganggunya potensial membran akan menyebabkan terjadinya pelepasan muatan listrik . lepasnyauna muatan listrik dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan neurotransmiter sehingga menimbulkan kejang
Manifestasi
- suhu tubuh 38
- serangan kejang biasanya berlangsung ( kurang dari 15 menit )
- sifat bangkitan dapat berbentuk
- tonik : mata keatas , kesadaran hilang dengan segera , bila berdiri jatuh kelantai atau tanah , kaku lengan fleksi , kaki/kepala/leher ekstensi , tangisan melengking, peningkatan saliva
- klonik : gerakan menyentak kasar pada saat tubuh dan ektrimitas berada pada kontraksi dan relaksasi yang berirama , hipersalivasi , dapat mengalami inkontinensia urin dan feces tonik dan klonik
- akinetik : tidak melakukan gerakan umumnya kejang berhenti sendiri , anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf
Pemeriksaan penunjang
# fungsi lumbal
# lab : pemeriksaan darah rutin , kultur urin dan kultur darah
# Bila Perlu : CTScan kepala dan EEG
Penatalaksanaan
- pemberian antipiretik
- pemberian antikonvulsan
- pemberian oksigen jika ada gangguan pernafasan